Serbalelet, tapi Bukan Main Sabarnya


logo SUARA MERDEKA
Line
Minggu, 28 Januari 2007 NASIONAL
Line

kisah Perkawinan Emas Satjipto Rahardjo-Roesmala Dewi

''Serbalelet, tapi Bukan Main Sabarnya''


SM/Achiar M Permana PERNIKAHAN EMAS: Prof Satjipto Raharjo-Roesmala Dewi, Sabtu (27/1) merayakan ulang tahun pernikahan emas. (30)


Sama sekali tak terpikir di benak Satjipto Rahardjo muda, bahtera rumah tangganya akan melewati rentang masa setengah abad. Guru besar sosiologi hukum Undip itu merayakan pernikahan emas dengan Roesmala Dewi, persisnya pada 27 Januari. Bagaimana perjalanan cinta keduanya bisa mulus hingga kaken-ninen?
Ketika mengucap ''Saya terima nikahnya Roesmala Dewi binti Goesti Hasan ....'', dia hanya berharap pernikahannya dengan gadis idamannya itu sejalan dengan nasihat perkawinan yang diterimanya. Menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, langgeng hingga kaken-ninen.
Kalau akhirnya masa sepanjang itu terlewati dengan relatif mulus, tak ada ungkapan lain selain syukur kepada Allah Swt. Apa resepnya, Prof? ''Ah, itu semua sudah diatur yang Di Atas. Saya hanya menjalaninya, seperti air yang mengalir,'' kata dia.
Ya, pasangan Prof (Emeritus) Dr Satjipto Rahardjo SH-Roesmala Dewi telah menapaki rentang waktu yang tidak semua orang beruntung menikmatinya.

Sabtu (27/1) kemarin, digelar pengajian di kediaman Jl Erlangga Barat VII/13, sebagai peringatan atas perhikahan panjang itu. Malam ini (28/1), di Grand Candi Hotel Jl Sisingamangaraja, selebrasi ulang tahun perkawinan emas dilakukan bersama anak, cucu, dan para kolega.

Ketika Suara Merdeka bersambang ke kediaman Jl Erlangga Barat VII/13, Pleburan, Semarang, semalam, pasangan itu tengah bersiap untuk geladi bersih HUT ke-50 pernikahan mereka. Sesekali perbincangan ''diinterupsi'' oleh kehadiran tamu yang mengantar parcel atas pernikahan itu. 

''Perayaan itu merupakan upaya membagi kebahagiaan kepada teman-teman, yang telah memiliki andil sangat besar hingga pernikahan kami bisa selanggeng ini. Waktu saya sakit, misalnya, mereka dengan penuh dedikasi memberikan bantuan. Hanya saja, karena tempat terbatas, kami mohon maaf, tidak semua teman dan kenalan bisa diundang,'' kata mantan kolumnis tetap 'Gayeng Semarang' di Harian Suara Merdeka ini. 

Penyiar Radio
Satjipto Rahardjo, yang kini dikenal sebagai pakar sosiologi hukum itu, menikahi Roesmala Dewi pada 27 Januari 1957. Ketika itu, dia masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sementara, Roesmala tak lain adalah adik kelasnya di UI. 

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat anak dan 12 cucu. ''Merekalah yang adha-adha (menggagas) menyelenggarakan perayaan ulang tahun pernikahan kami. Barangkali, mereka menganggap pernikahan orang tua dan eyangnya sebagai sesuatu yang patut diperingati,'' tutur pria kelahiran Banyumas, 75 tahun silam itu.

Laiknya pasangan lain, perjalanan hidup Prof Tjip-Roesmala juga tak selempang tol. Mereka juga acap mengalami persoalan, baik yang dipengaruhi politik, ekonomi, sosial, atau hal lain. ''Tapi, dengan perjalanan waktu, kami bisa menjadi semakin arif untuk mengatasi persoalan. Hal-hal yang dulu terasa berat, dengan pertambahan usia dan kearifan, kini tidak lagi.''

Apa kata Roesmala tentang pria yang menjadi bagian hidupnya selama limapuluh tahun belakangan? ''Sabar. Bukan main sabarnya. Itu membuat saya sungguh beruntung menjadi istrinya,'' kata Roesmala, sembari melirik ''Mas Tjip'', demikian dia memanggil belahan hatinya. ''Tapi, jeleknya, serbalelet. Apa-apa harus dioprak-oprak.''

Dia menambahkan, hal lain yang membuatnya terpikat pada Satjipto Rahardjo, suara yang bagus. ''Kami berdua pernah menjadi pernyiar RRI. Suaranya, waduh manteb betul, apalagi kalau membaca berita,'' katanya dengan lirikan penuh cinta. Aduh, membuat iri yang melihatnya... (Achiar M Permana-60)


Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA

Komentar

Postingan Populer