Pak Tjip News
|
|
Sabtu,
27 Januari 2007
|
|
|
Perempuan Harus
Punya Napas Panjang
SEMARANG - "Saya bukan
perempuan, tapi hidup ini bahagia karena dikelilingi perempuan. Anak saya
tiga, perempuan semua. Cucu 12, sembilan di antaranya perempuan. Sempat saya bilang
ke salah satu anak, saya tak terima cucu laki-laki. Tapi Tuhan itu memang
humoris, ketika cucu lahir, anak saya tadi melahirkan kembar dua, laki semua.
Rasakno kono!."
Gurauan itu terucap
dari Guru Besar Ilmu Hukum Undip, Prof Satjipto Rahardjo, saat jadi pembicara
di seminar Perlindungan Hukum terhadap Pembela Hak Perempuan, di
Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata, Kamis (25/1) lalu.
Pembicara lain acara
yang dimoderatori Guru Besar Fakultas Hukum Unika Prof Agnes Widanti itu,
adalah Rahayuningsih SH dari Penbinaan Hukum Polda, advokad sekaligus dosen
Fakultas Hukum Universitas Jayabaya Teguh Samudra SH MH, dan Dewan Pengurus
LBH Apik Jakarta Asnifriyanti Damanik SH.
Pada kesempatan itu,
Prof Tjip - panggilan akrab Satjipto Rahardjo - mengemukakan, pejuang atau
advokat kaum perempuan dan anak, harus memiliki napas panjang. Sebab, kondisi
bangsa sekarang ini, sedang mengalami proses perubahan yang sangat
paradigmatis di era reformasi. Perubahan yang mendalam dan mendasar ini,
menurut dia, memerlukan waktu yang panjang.
Asnifriyanti
menyatakan, keberadaan aktivis perempuan, memang sangat berpeluang menghadapi
ancaman kelompok-kelompok tertentu, yang merasa isu perempuan sebagai hal
yang sepatutnya tak perlu diperjuangkan. Karena kepentingan terganggu,
kelompok ini berupaya menghentikan.
Teguh Samudra
menekankan, hukum hanyalah alat untuk mendapatkan perlindungan hak azasi.
Namun kapan hukum bisa memberi perlindungan yang adil, hal itu masih tanda
tanya besar. "Yang bisa membela adalah diri kita sendiri, dan ini bisa
dibuktikan secara empirik. Persamaan di depan hukum, apa ada? Tidak. Itu
hanya bibir manis saja." Menjadi seorang pejuang perempuan, harus siap
menghadapi risiko, termasuk risiko berhadapan dengan persoalan hukum.(H30-18)
Sumber: Suara Merdeka_Semarang
|
Komentar
Posting Komentar